Laporan dari Cerita.co.id mengungkapkan situasi mencekam di pasar otomotif China. Perang harga mobil listrik yang brutal telah menghancurkan para diler, mendorong banyak di antaranya hingga gulung tikar. Kamar Dagang Diler Mobil China (China Auto Dealers Chamber of Commerce) bahkan telah melayangkan protes keras kepada para pabrikan.
Mereka menuduh pabrikan besar membanjiri pasar dengan stok mobil yang tak terjual, memaksa diler menanggung kerugian besar. Diskon gila-gilaan yang dimulai sejak kuartal kedua tahun ini semakin memperparah keadaan. Akibatnya, puluhan diler, termasuk jaringan besar BYD di Shandong, terpaksa menutup gerai mereka. Laporan menyebutkan setidaknya 20 gerai BYD telah kosong dan ditutup.
BYD sendiri menjadi contoh nyata agresivitas perang harga ini. Mereka memangkas harga model Seagull hingga lebih dari 22%, menjadi sekitar Rp 125 jutaan. Langkah ini, menurut analis, menjadi titik kritis bagi para diler yang tak mampu lagi menanggung kerugian akibat penurunan harga yang terus-menerus.
Related Post
Di balik gejolak ini, terungkap masalah fundamental: kelebihan kapasitas produksi akibat subsidi besar-besaran pemerintah China untuk industri kendaraan listrik. Kondisi ini menciptakan persaingan yang tidak sehat dan akhirnya menghancurkan para pemain kecil, yaitu para diler. Nasib para diler ini menjadi cerminan dampak negatif dari kebijakan ekonomi yang memicu persaingan harga yang tak terkendali.
Leave a Comment