Berita soal kericuhan dalam job fair di Bekasi beberapa waktu lalu mendapat tanggapan dari Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker). Cerita.co.id sebelumnya memberitakan insiden tersebut. Kemnaker, melalui Kepala Biro Humas Sunardi Manampiar Sinaga, menyampaikan apresiasi atas inisiatif Pemerintah Daerah Kabupaten Bekasi dalam menyelenggarakan bursa kerja tersebut. Namun, pihak Kemnaker menekankan pentingnya evaluasi menyeluruh terhadap penyelenggaraan job fair agar kejadian serupa tidak terulang.
"Antusiasme masyarakat yang tinggi dalam mencari peluang kerja patut diapresiasi, namun hal ini juga menjadi cerminan betapa besarnya kebutuhan akan informasi dan akses kerja yang mudah dijangkau," ujar Sunardi dalam keterangan resminya. Ia menambahkan bahwa tingginya animo masyarakat yang mengakibatkan kericuhan tersebut menuntut perencanaan dan pelaksanaan job fair yang lebih matang dan terukur.

Sunardi menjelaskan perbedaan mendasar antara job fair dengan proses lamaran kerja konvensional. Job fair, yang mengumpulkan banyak perusahaan dalam satu tempat, memungkinkan jumlah pengunjung yang sangat besar dan berpotensi menimbulkan kepadatan. Berbeda dengan proses lamaran kerja individual yang dilakukan langsung ke perusahaan, yang cenderung lebih terkendali dan tidak menimbulkan kerumunan massal.

Related Post
Oleh karena itu, Kemnaker mendorong agar penyelenggara job fair di masa mendatang lebih memperhatikan aspek keamanan, kenyamanan, dan efisiensi proses. Hal ini termasuk pengaturan alur pengunjung, manajemen antrean, serta penyediaan fasilitas yang memadai untuk mencegah terjadinya kericuhan dan memastikan proses pencarian kerja berjalan dengan lancar dan tertib. Kejadian di Bekasi diharapkan menjadi pelajaran berharga untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan job fair di masa depan.
Leave a Comment