Berdasarkan laporan Cerita.co.id, ketegangan geopolitik antara India dan Pakistan menimbulkan ancaman serius terhadap ekspor minyak kelapa sawit mentah (CPO) Indonesia. Kedua negara tersebut merupakan pasar utama bagi komoditas andalan Indonesia ini, sehingga eskalasi konflik berpotensi mengganggu rantai pasokan dan merugikan perekonomian nasional.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Esther Sri Astuti, mengungkapkan kekhawatirannya akan dampak negatif perang India-Pakistan terhadap ekspor CPO. Ia menjelaskan bahwa konflik tersebut akan mempersulit, bahkan mungkin menghentikan, pengiriman CPO ke kedua negara yang selama ini menjadi tujuan ekspor alternatif selain Eropa. Penurunan ekspor ini akan berdampak signifikan terhadap neraca perdagangan Indonesia.
Lebih lanjut, Esther menekankan bahwa CPO merupakan komoditas ekspor unggulan Indonesia, sehingga penurunan ekspor akan terasa langsung pada perekonomian nasional. Dampaknya tidak hanya dirasakan di tingkat makro, namun juga akan berimbas langsung kepada para petani kelapa sawit yang akan mengalami penurunan pendapatan. Pendapatan negara dari sektor ekspor CPO pun akan ikut tergerus.
Situasi ini menjadi peringatan serius bagi pemerintah Indonesia untuk segera mengantisipasi potensi penurunan ekspor CPO dan merumuskan strategi mitigasi. Pemerintah perlu memperkuat diversifikasi pasar ekspor, mencari alternatif pasar baru, dan memberikan dukungan kepada petani kelapa sawit agar tetap mampu bertahan di tengah ketidakpastian global. Ketahanan ekonomi nasional sangat bergantung pada kemampuan pemerintah dalam menghadapi tantangan ini. Ancaman ini bukan hanya masalah ekonomi semata, melainkan juga menyangkut kesejahteraan jutaan petani kelapa sawit di Indonesia.
Leave a Comment