Berita mengejutkan datang dari Negeri Tirai Bambu. Berdasarkan data Cerita.co.id yang mengutip rilis Administrasi Umum Bea Cukai China pada 9 Juni lalu, ekspor kendaraan listrik (EV) China melesat 19% selama lima bulan pertama tahun 2025. Angka ini menunjukkan dominasi China di pasar otomotif global yang semakin beralih ke energi terbarukan.
Total ekspor produk manufaktur mencapai 6,22 triliun yuan (sekitar 858 miliar USD), meningkat 9,2% dibandingkan tahun lalu. Kendaraan listrik menjadi salah satu motor penggerak utama pertumbuhan ini, disusul mesin konstruksi, kapal, dan robot industri.

Chery memimpin klasemen eksportir mobil dengan raihan 250.800 unit. MG, anak perusahaan SAIC, membuntuti di posisi kedua dengan 168.700 unit. Geely menempati peringkat ketiga (160.900 unit), mencatatkan lonjakan luar biasa 103,3% dibandingkan tahun sebelumnya, dengan 70.600 unit dikirim ke pasar Eropa. BYD berada di posisi keempat (159.300 unit), meskipun hanya 61,05% di antaranya merupakan kendaraan listrik murni.

Related Post
Haval mengekor di belakang dengan 90.700 unit, sebagian besar (95,35%) masih kendaraan konvensional. Changan, uniknya, mengalami penurunan ekspor hingga 29,1%, menjadi satu-satunya produsen papan atas China yang mengalami penurunan selama periode tersebut. Merek lain yang masuk sepuluh besar antara lain Roewe, Jetour, Trumpchi, dan JAC.
Secara keseluruhan, sepuluh eksportir teratas terbagi dalam tiga kelompok: empat merek mengekspor lebih dari 150.000 unit, dua merek mengekspor antara 50.000 dan 100.000 unit, dan sisanya masing-masing kurang dari 50.000 unit. Data ini menunjukkan persaingan ketat dan potensi pertumbuhan yang luar biasa bagi industri otomotif listrik China di pasar global.
Leave a Comment