Larangan Mengemudi Otonom di China!

Berita mengejutkan datang dari Negeri Tirai Bambu. Berdasarkan laporan Cerita.co.id, pemerintah China baru-baru ini melarang penggunaan istilah "mengemudi pintar" dan "mengemudi otonom" dalam iklan mobil. Langkah tegas ini diambil menyusul kecelakaan fatal yang melibatkan sedan Xiaomi SU7 pada Maret 2025 lalu.

Kecelakaan tersebut, yang mengakibatkan mobil terbakar setelah menabrak tiang beton dengan kecepatan tinggi, memicu kekhawatiran besar tentang keamanan fitur ADAS (Advanced Driving Assistance System). Penyelidikan awal menunjukkan pengemudi mengambil alih kendali sesaat sebelum kecelakaan terjadi. Insiden ini menjadi pemicu utama kebijakan baru dari Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi China.

Aturan baru ini tidak hanya membatasi penggunaan istilah yang menyesatkan, tetapi juga memperketat regulasi pengembangan ADAS. Produsen mobil kini dilarang melakukan pembaruan perangkat lunak jarak jauh pada fitur ADAS tanpa persetujuan resmi. Pengujian yang ketat dan persetujuan dari otoritas terkait menjadi syarat mutlak sebelum peluncuran fitur baru.

Pertemuan dengan hampir 60 perwakilan produsen mobil, termasuk Huawei— pemasok ADAS untuk beberapa merek ternama seperti Audi di China— telah menegaskan keseriusan pemerintah dalam hal ini. Langkah ini diambil di tengah persaingan ketat antar produsen mobil yang gencar mempromosikan fitur "mengemudi pintar" sebagai daya tarik utama produk mereka, seperti yang dilakukan BYD dengan 21 model mobil berfitur "mengemudi pintar" yang diluncurkan pada Februari lalu.

Konsekuensi pelanggaran aturan ini cukup berat. Kementerian Keamanan Publik China mengancam produsen mobil yang menyesatkan konsumen dengan denda hingga sepuluh kali lipat biaya iklan, bahkan pencabutan izin usaha. Perubahan regulasi ini menjadi sinyal kuat bagi industri otomotif China untuk memprioritaskan keselamatan di atas promosi fitur-fitur canggih.