Berdasarkan laporan Cerita.co.id, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa ketidakpastian global yang meliputi kebijakan fiskal Amerika Serikat, konflik geopolitik, dan negosiasi perdagangan yang belum tuntas, justru berdampak positif pada penguatan nilai tukar Rupiah. Pernyataan ini disampaikan Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KiTa Edisi Juni 2025, Selasa (17/6/2025).
Sri Mulyani menjelaskan bahwa kebijakan fiskal Amerika Serikat yang ekspansif, pengumuman kebijakan tarif (liberation day), dan negosiasi yang alot dengan Tiongkok, menciptakan fluktuasi yang signifikan di pasar keuangan global. Kondisi ini, yang awalnya diperkirakan akan menekan Rupiah, malah berdampak sebaliknya. "Dengan kebijakan fiskal AS yang naik turun, dan negosiasi yang belum selesai, Rupiah kita cenderung menguat," ujarnya.

Data nilai tukar USD/IDR pada 16 Juni 2025 menunjukkan angka Rp16.290, meningkat dari titik terendah Rp16.141 pada minggu sebelumnya. Meskipun demikian, Sri Mulyani mengingatkan bahwa ancaman konflik global dan ketidakpastian kebijakan fiskal di masa depan tetap menjadi risiko yang dapat memicu gejolak pasar. Volatilitas dolar AS diperkirakan akan berlanjut, seiring dengan potensi peningkatan volatilitas di pasar saham. Oleh karena itu, kewaspadaan dan pemantauan ketat terhadap perkembangan global tetap diperlukan untuk menjaga stabilitas ekonomi domestik. Situasi ini menunjukkan kompleksitas dinamika ekonomi global dan dampaknya yang tak selalu terduga terhadap perekonomian Indonesia.

Related Post
Leave a Comment