Cerita.co.id melaporkan, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan kebutuhan dana fantastis untuk pembangunan infrastruktur Indonesia hingga tahun 2029. Angka tersebut mencapai USD 625 miliar atau setara Rp10.146 triliun. Besarnya kebutuhan ini menjadi tantangan serius bagi pemerintah. Sri Mulyani menekankan bahwa APBN tak mampu menanggung seluruhnya.
Dalam International Conference On Infrastructure (ICI) 2025, Sri Mulyani memaparkan perlunya kolaborasi masif dengan sektor swasta. Pemerintah, baik pusat maupun daerah, hanya mampu menyediakan sekitar 40% dari total kebutuhan dana. Artinya, masih ada gap pembiayaan sebesar 60% yang harus ditutup. "Ini bukan sekadar angka, melainkan kebutuhan mendesak untuk pemerataan akses layanan infrastruktur," tegas Sri Mulyani.

Tantangan terbesar kini terletak pada bagaimana menarik investasi swasta dalam jumlah besar. Sri Mulyani mengakui perlunya inovasi dan kreativitas dalam menciptakan mekanisme pendanaan yang menarik bagi investor. Hal ini mencakup berbagai strategi, mulai dari penjaminan risiko hingga skema pembiayaan yang inovatif dan menguntungkan. Keberhasilan menarik investasi swasta akan menjadi penentu keberhasilan pembangunan infrastruktur Indonesia dalam jangka panjang. Pemerintah pun dihadapkan pada tugas berat untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif dan transparan. Keberhasilan pembangunan infrastruktur ini akan berdampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Related Post
Leave a Comment