Berita gembira datang dari sektor perdagangan Indonesia. Berdasarkan data Cerita.co.id yang mengutip Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan Indonesia dengan Amerika Serikat (AS) mencetak surplus fantastis pada April 2025. Angka surplus tersebut mencapai USD 1,12 miliar, sebuah pencapaian signifikan yang menunjukkan kekuatan ekonomi Indonesia di kancah internasional.
Surplus ini didorong oleh nilai ekspor Indonesia ke AS yang mencapai USD 2,08 miliar, sementara impor dari AS hanya sebesar USD 0,96 miliar. "Jadi total nilai neraca perdagangan Indonesia-Amerika Serikat pada April 2025 ini adalah sebesar USD 1,12 miliar," ungkap Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, dalam konferensi pers. Prestasi ini semakin membanggakan mengingat secara nasional, neraca perdagangan Indonesia pada bulan yang sama hanya surplus tipis sebesar USD 160 juta, angka terendah sejak April 2020. Penurunan surplus nasional ini disebabkan oleh peningkatan impor sebesar 21,84 persen (year-on-year) menjadi USD 20,59 miliar, terutama dari Tiongkok dan Singapura, diimbangi dengan kenaikan ekspor yang lebih rendah, hanya 5,76 persen menjadi USD 20,74 miliar. Pelemahan harga komoditas tambang seperti batu bara turut menjadi faktor penyebabnya.

Meskipun demikian, ekspor Indonesia ke AS tetap menjadi salah satu yang tertinggi di antara negara-negara mitra dagang lainnya. Namun, perlu diwaspadai, beberapa komoditas ekspor mulai merasakan dampak dari pemberlakuan tarif tambahan sebesar 10 persen yang diterapkan pemerintah AS sejak April 2025. Tarif ini dijadwalkan akan diberlakukan penuh pada Juli mendatang, dan saat ini masih dalam tahap negosiasi antara kedua pemerintah. Keberhasilan mempertahankan dan meningkatkan surplus perdagangan dengan AS menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah Indonesia ke depannya. Pemerintah perlu mengantisipasi dampak tarif tambahan tersebut dan terus berupaya meningkatkan daya saing produk ekspor Indonesia di pasar AS.

Related Post
Leave a Comment