Berita mengejutkan datang dari surga bawah laut Raja Ampat. Rencana penambangan nikel di kawasan tersebut menuai protes keras, mengancam keindahan alam yang telah mendunia. Menanggapi polemik ini, seperti dilansir Cerita.co.id, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia berencana segera mengunjungi Raja Ampat. Kunjungan ini dijadwalkan berbarengan dengan inspeksi sumur minyak di Sorong, Fakfak, dan Bentuni, Papua Barat dan Papua Barat Daya.
Bahlil menyatakan akan memanfaatkan waktu luangnya untuk meninjau langsung kondisi di Raja Ampat. Di sana, ia bermaksud menjalin komunikasi dengan masyarakat setempat dan pihak-pihak terkait pengelolaan tambang nikel. Meskipun belum merinci detail siapa saja yang akan ditemui dan agenda spesifik kunjungannya, langkah ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam merespon kontroversi tersebut.
Sebelumnya, Bahlil telah menyatakan akan memanggil para pemegang izin tambang nikel di Raja Ampat untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap aktivitas pertambangan. Ia menegaskan, baik BUMN maupun perusahaan swasta akan dipanggil untuk membahas hal ini. Bahlil juga menyoroti pentingnya memperhatikan kearifan lokal dalam pelaksanaan kegiatan pertambangan agar tidak merusak lingkungan dan budaya setempat.
Di tengah kontroversi ini, Bahlil juga menyinggung aspirasi masyarakat Papua yang menginginkan pembangunan smelter di wilayah tersebut. Hal ini menimbulkan pertanyaan baru terkait rencana pembangunan infrastruktur tersebut dan bagaimana hal itu dapat diintegrasikan dengan upaya pelestarian lingkungan Raja Ampat. Kunjungan Bahlil ke Raja Ampat menjadi titik krusial dalam menentukan nasib kawasan wisata bahari kelas dunia ini. Publik menantikan hasil kunjungan dan langkah konkret pemerintah dalam menyelesaikan permasalahan ini.
Leave a Comment