Berdasarkan laporan Cerita.co.id, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menekankan urgensi menjaga sektor manufaktur Indonesia di tengah gejolak ekonomi global yang tak menentu. Pernyataan ini disampaikan di Jakarta, Minggu (11/5/2025), di mana Menperin menyoroti kompleksitas membangun industri manufaktur yang jauh lebih rumit daripada sekadar membalikkan telapak tangan.
Agus menjelaskan, membangun industri manufaktur membutuhkan perhatian menyeluruh terhadap ekosistem dan rantai pasok yang kompleks. Tidak cukup hanya dengan kebijakan tunggal, melainkan dibutuhkan strategi terintegrasi yang mampu menopang seluruh tahapan produksi, mulai dari pengadaan bahan baku hingga distribusi produk akhir. "Membangun industri manufaktur di sebuah negara tidak semudah membalikkan tangan," tegas Agus. Ia menambahkan bahwa membangun ekosistem industri yang kuat dan berkelanjutan membutuhkan waktu, investasi besar, dan koordinasi yang efektif antara pemerintah, pelaku industri, dan berbagai pemangku kepentingan lainnya.

Sebagai bentuk komitmen pemerintah dalam melindungi industri dalam negeri, Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 46 Tahun 2025 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah. Perpres ini diharapkan dapat memberikan perlindungan dan mendorong penggunaan produk dalam negeri dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah, sehingga dapat memperkuat daya saing industri manufaktur nasional. Sebaliknya, Menperin menyayangkan betapa mudahnya industri bisa runtuh jika tidak dikelola dengan baik dan terencana. Oleh karena itu, perlindungan dan dukungan berkelanjutan dari pemerintah menjadi kunci keberhasilan dalam menjaga dan mengembangkan sektor manufaktur Indonesia agar tetap tangguh menghadapi persaingan global. Keberhasilan ini, menurut Agus, akan berdampak positif pada perekonomian nasional dan kesejahteraan masyarakat.

Related Post
Leave a Comment