Cerita.co.id, Jakarta – Managing Director Treasury Danantara Indonesia, Ali Setiawan, menanggapi sorotan terkait penempatan dana perusahaan di Surat Berharga Negara (SBN). Menurutnya, langkah ini merupakan praktik investasi yang wajar dan bukan indikasi ketidakmampuan dalam mengelola dana.
Pernyataan ini muncul sebagai respons atas pernyataan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang menyinggung alokasi dana Danantara ke SBN. Ali menjelaskan bahwa sebagai pengelola dana negara, Danantara tidak dapat langsung menginvestasikan seluruh dana ke proyek-proyek berisiko tinggi.
"Tidak mungkin dana yang dipercayakan kepada Danantara langsung kita alokasikan ke proyek berisiko. Pasti ada porsi yang dicadangkan ke instrumen yang likuid," tegas Ali dalam sebuah media briefing di Jakarta, Jumat (28/11/2025).
Related Post
Ali menambahkan bahwa semua sovereign wealth fund (SWF) di dunia, termasuk yang paling agresif sekalipun, selalu mengalokasikan 20-30% portofolionya ke instrumen likuid. Instrumen ini bisa berupa penempatan di bank atau SBN yang dapat dicairkan sewaktu-waktu jika dibutuhkan.
"Kenapa instrumen pemerintah? Karena ketika dibutuhkan, dana itu bisa kita tarik lagi. Itu sudah pasti dilakukan oleh SWF manapun," jelasnya. Menurutnya, SBN memberikan fleksibilitas yang tidak dimiliki oleh investasi langsung ke proyek fisik yang dananya terikat. Penempatan dana di SBN merupakan strategi untuk menjaga likuiditas dan memastikan ketersediaan dana saat dibutuhkan.
Tinggalkan komentar