Informasi dari Cerita.co.id menyebutkan bahwa Xpeng, perusahaan rintisan asal China yang berdiri sejak 2015, tengah menjadi sorotan. Bukan hanya karena rencana ekspansi ke Indonesia lewat Erajaya Group dengan dua model andalannya, SUV G6 dan MPV mewah X9, tetapi juga karena ambisi besarnya yang melampaui industri otomotif konvensional.
CEO Xpeng, He Xiaopeng, dalam sebuah presentasi di Hong Kong baru-baru ini, memaparkan visi perusahaan yang jauh melampaui sekedar memproduksi mobil listrik. Dalam waktu singkat, Xpeng telah mencapai pencapaian luar biasa: menjual lebih dari 600.000 kendaraan sejak 2014. Angka ini menunjukkan pertumbuhan pesat, meskipun masih di bawah BYD. Namun, pengiriman 60.158 unit pada kuartal pertama 2025 menandakan momentum positif menuju pertumbuhan berkelanjutan. Targetnya? Ekspansi ke 60 negara, dengan setengah dari penjualan berasal dari pasar internasional, termasuk Indonesia.
Xpeng X9, MPV mewahnya, disebut sebagai "kuda Troya" dalam pertarungan pasar EV. Di China, X9 bahkan mampu mengalahkan penjualan Toyota Alphard dan Denza D9, dua model MPV premium yang populer. Keberhasilan ini didorong oleh inovasi teknologi, termasuk sistem ADAS terbaru dan kursi pijat nol gravitasi.
Related Post
Namun, yang lebih menarik lagi adalah fokus Xpeng pada kecerdasan buatan (AI). He Xiaopeng menekankan peran AI sebagai tulang punggung strategi perusahaan. Salah satu bukti nyata adalah penggunaan chip AI Turing buatan sendiri pada X9, menggantikan chip Nvidia. Perubahan ini merupakan bagian dari pembaruan 35 persen komponen X9, dan menunjukan komitmen Xpeng dalam penguasaan teknologi inti. Lebih dari sekedar mobil listrik, Xpeng berambisi menciptakan ekosistem teknologi yang terintegrasi, yang mencakup pengembangan robot humanoid dan bahkan mobil terbang. Langkah-langkah berani ini menunjukkan bahwa Xpeng bukan sekadar pemain baru di industri otomotif, tetapi sebuah perusahaan teknologi dengan visi yang sangat ambisius.
Leave a Comment