Rahasia di Balik Mobil Impor: CBU, CKD, dan IKD!

Artikel ini pertama kali muncul di Cerita.co.id. Bagi Anda yang gemar otomotif, atau bahkan sekadar penasaran dengan mobil-mobil di jalanan, istilah CBU, CKD, dan IKD mungkin terdengar asing. Ketiga istilah ini ternyata menyimpan rahasia di balik proses impor dan perakitan kendaraan. Mari kita kupas tuntas perbedaannya!

Pertama, kita bahas CBU (Completely Built Up). Sesuai namanya, CBU adalah kendaraan yang diimpor dalam kondisi sempurna, siap pakai langsung dari negara asalnya. Bayangkan mobil sport mewah Eropa atau SUV Amerika; mereka biasanya masuk kategori ini. Karakteristik utamanya adalah impor dalam bentuk utuh, tanpa proses perakitan tambahan di negara tujuan. Karena prosesnya yang sederhana, CBU biasanya dikhususkan untuk model terbatas, mewah, atau berteknologi tinggi.

Selanjutnya, ada CKD (Completely Knocked Down). Berbeda dengan CBU, CKD merupakan kendaraan yang diimpor dalam bentuk komponen terpisah. Mesin, transmisi, bodi, dan berbagai komponen lainnya datang secara terpisah, lalu dirakit di pabrik lokal. Ini adalah metode yang umum digunakan untuk model massal, seperti banyak mobil penumpang dari Jepang atau Korea yang beredar di Indonesia. Tingkat komponen lokal (lokalisasi) pun bisa bervariasi, tergantung kebijakan produsen.

Terakhir, kita punya IKD (Incompletely Knocked Down). IKD bisa dibilang berada di antara CBU dan CKD. Kendaraan diimpor dalam kondisi sebagian sudah dirakit, namun masih memerlukan perakitan lebih lanjut di negara tujuan. Tingkat perakitannya lebih tinggi daripada CKD, dan tingkat lokalisasinya cenderung lebih rendah. Contohnya, beberapa jenis truk atau kendaraan komersial mungkin mengimpor kabin yang sudah terpasang, sementara bagian bak atau sasis belakang dirakit di Indonesia.

Memahami perbedaan CBU, CKD, dan IKD bukan hanya sekadar pengetahuan umum, tetapi juga membantu kita memahami proses distribusi dan perakitan kendaraan di Indonesia, serta implikasinya terhadap harga dan ketersediaan mobil di pasar.