Berdasar laporan Cerita.co.id, BYD M6 menjadi fenomena di pasar otomotif Indonesia. Kendaraan listrik ini, meski memiliki sederet kekurangan, justru menjadi primadona penjualan. Bagaimana sebuah mobil dengan daftar minus yang cukup panjang bisa begitu digemari? Jawabannya ternyata terletak pada strategi kompromi cerdas yang berhasil memikat hati konsumen Indonesia.
Satu tahun berlalu sejak peluncurannya, BYD M6 membuktikan dirinya sebagai produk yang sukses. Ribuan keluarga Indonesia rela "memaafkan" kekurangannya demi tawaran menarik yang sulit ditolak. Namun, untuk siapa sebenarnya mobil ini dirancang? Siapa yang paling cocok memilikinya?

Kelemahan yang Termaafkan

Related Post
Mari kita telusuri sisi lain dari kesuksesan BYD M6. Interiornya, misalnya, menunjukkan asal-usulnya sebagai mobil Plug-in Hybrid (PHEV). Desain dashboard yang konvensional, panel instrumen semi-digital yang terkesan jadul, dan ruang mesin depan yang kosong menjadi bukti adaptasi platform tersebut. Ini bukanlah mobil listrik murni, dan hal ini cukup kentara. Namun, konsumen tampaknya lebih mementingkan aspek lain yang ditawarkan BYD M6. Keunggulan apa yang mampu menutupi kekurangan tersebut? Pertanyaan ini perlu dijawab untuk memahami fenomena penjualan BYD M6.
Leave a Comment