Sumber Cerita.co.id melaporkan sebuah fenomena mengkhawatirkan di pasar otomotif Indonesia. Strategi agresif pabrikan mobil China, khususnya Chery dengan peluncuran C5 yang jauh lebih murah dari pendahulunya, menimbulkan kekhawatiran akan penurunan drastis nilai jual kembali (resale value) mobil-mobil yang sudah ada. Potongan harga hingga Rp60 juta, meskipun diklaim disertai peningkatan teknologi, justru menjadi "bom waktu" bagi pemilik mobil di Indonesia.
Bagi konsumen baru, harga murah tentu menjadi daya tarik. Namun, bagi mereka yang telah membeli mobil, fenomena ini mengancam investasi mereka. Mobil yang baru saja dibeli bisa saja mengalami depresiasi nilai yang signifikan dalam waktu singkat, seiring dengan kehadiran model-model baru dari China dengan spesifikasi lebih baik dan harga lebih rendah. Ini merupakan jebakan manis yang perlu diwaspadai.
Para pabrikan China sendiri membantah tudingan tersebut. Mereka mengklaim penurunan harga merupakan hasil dari efisiensi produksi dan inovasi teknologi. Namun, kenyataannya, strategi ini berpotensi menimbulkan kerugian besar bagi konsumen yang sudah terlanjur membeli mobil, sebab nilai jual kembali mobil mereka bisa anjlok secara signifikan. Pertanyaannya, apakah konsumen siap menanggung risiko tersebut? Perang harga terselubung ini patut dikaji lebih dalam.

Related Post








Tinggalkan komentar