Informasi dari Cerita.co.id menyebutkan, Luca de Meo, CEO Renault, secara mengejutkan mengundurkan diri setelah memimpin selama lima tahun. Pengunduran diri ini membuat pabrikan mobil asal Prancis tersebut harus segera mencari pengganti pemimpinnya. De Meo, yang sebelumnya sukses membangkitkan merek SEAT di bawah naungan Volkswagen, bergabung dengan Renault pada Juli 2020 di tengah kesulitan keuangan perusahaan, termasuk kerugian bersih yang mencapai angka fantastis.
Namun, di bawah kepemimpinannya, Renault berhasil bertransformasi. Strategi "Renaulution" yang dicanangkan De Meo terbukti ampuh. Fokus pada produk-produk yang menguntungkan dan percepatan pengembangan produk menghasilkan jajaran model baru yang lebih segar, terutama di segmen SUV, serta penghentian produksi model-model yang kurang diminati. Keberhasilan ini terlihat dari kembalinya mobil ikonik Renault 5 sebagai mobil listrik, disusul oleh Renault 4 bergaya crossover. Bahkan, Twingo pun akan kembali tahun depan sebagai mobil listrik entry-level.

Upaya De Meo untuk memperkuat posisi Renault juga mencakup revitalisasi merek Dacia di Eropa dengan meluncurkan SUV kompak Bigster. Langkah strategis lainnya adalah rencana peluncuran mobil listrik murah buatan Eropa pada 2026, yang akan menggantikan model Spring buatan China dan kemungkinan besar merupakan versi Twingo yang lebih terjangkau. Kini, Renault menghadapi tantangan besar untuk menemukan CEO baru yang mampu meneruskan tongkat estafet kepemimpinan dan melanjutkan kesuksesan yang telah dicapai.

Related Post
Leave a Comment