Cerita.co.id, Jakarta – Pemahaman masyarakat Indonesia terhadap layanan keuangan terus meningkat. Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025 mencatat peningkatan signifikan, dengan indeks literasi keuangan mencapai 66,46% dan inklusi keuangan menyentuh angka 80,51%. Hal ini menandakan semakin banyak masyarakat yang mampu dan memiliki akses ke produk serta layanan keuangan formal.
Guna memperdalam pemahaman ini, pemberdayaan UMKM menjadi fokus utama melalui edukasi dan penyediaan perlindungan usaha. Langkah ini bertujuan untuk membekali UMKM dengan ketahanan terhadap risiko, sekaligus menumbuhkan kepercayaan diri dalam mengembangkan bisnis mereka. Perlindungan usaha yang terjangkau dan mudah diakses menjadi kunci utama.
Direktur Utama PT Asuransi Kredit Indonesia, M Fankar Umran, menekankan pentingnya akses perlindungan usaha bagi pelaku UMKM. Ia mengungkapkan bahwa masih banyak pelaku usaha kecil yang belum menyadari manfaat perlindungan risiko. "Penting bagi para pelaku UMKM untuk memahami dan mendapatkan akses terhadap perlindungan usaha yang terjangkau. Dengan perlindungan mikro, kami berharap literasi dan inklusi asuransi semakin meningkat sehingga UMKM lebih tangguh dalam menghadapi risiko," ujarnya pada Rabu (25/11/2025).

Related Post
Fankar menambahkan bahwa produk perlindungan mikro dirancang khusus agar mudah diakses dan sesuai dengan kebutuhan usaha kecil. Dengan pemahaman yang lebih baik, diharapkan pelaku usaha mampu melihat manfaat perlindungan risiko, sehingga usaha mereka dapat berjalan lebih berkelanjutan dan stabil dalam menghadapi berbagai tantangan. Perlindungan ini menjadi fondasi penting bagi pertumbuhan dan keberlangsungan UMKM di Indonesia.









Tinggalkan komentar