Rupiah Perkasa, Dolar AS Bertekuk Lutut?

Dana Sulistiyo

Rupiah Perkasa, Dolar AS Bertekuk Lutut?

Cerita.co.id, Jakarta – Kabar baik menghampiri pasar keuangan Indonesia. Nilai tukar Rupiah menunjukkan taringnya di hadapan Dolar AS pada penutupan perdagangan hari ini. Mata uang Garuda berhasil menguat 42 poin atau sekitar 0,25%, bertengger di level Rp16.656 per Dolar AS.

Menurut pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi, sentimen positif ini datang dari dua arah, eksternal dan internal. Dari luar, pelaku pasar semakin yakin bahwa bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed), akan memangkas suku bunga pada pertemuan Desember mendatang. Keyakinan ini didorong oleh data ekonomi AS yang terus mengalir dan komentar-komentar "dovish" dari para pejabat The Fed. Bahkan, Gubernur Fed Christopher Waller secara terbuka mendukung penurunan suku bunga di bulan Desember, sejalan dengan pandangan Presiden Fed New York, John Williams, yang melihat adanya potensi penurunan suku bunga karena pasar tenaga kerja yang mulai melambat.

Rupiah Perkasa, Dolar AS Bertekuk Lutut?
Gambar Istimewa : img.okezone.com

Saat ini, pasar memperkirakan peluang hampir 80% bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin bulan depan, melonjak dari hanya 30% sebelum pernyataan tersebut. Para pelaku pasar kini menanti data ekonomi AS terbaru untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut mengenai arah kebijakan moneter. Indeks Harga Produsen (IHP) AS diperkirakan akan menunjukkan peningkatan sebesar 0,3% MoM pada bulan September, sementara Penjualan Ritel diproyeksikan akan meningkat sebesar 0,4% MoM selama periode yang sama. Selain itu, ada harapan terkait kesepakatan damai antara AS, Ukraina, dan Rusia yang sedang diupayakan.

COLLABMEDIANET

Dari dalam negeri, harapan Presiden Prabowo Subianto terkait pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) turut memberikan sentimen positif. Presiden Prabowo memiliki visi agar APBN pada tahun 2027 atau 2028 tidak lagi mengalami defisit, melainkan mencapai keseimbangan atau bahkan surplus. Meskipun target defisit APBN 2026 awalnya ditetapkan sebesar 2,48% dari Produk Domestik Bruto (PDB), Kementerian Keuangan kemudian menaikkan target tersebut menjadi 2,68% untuk mengakomodasi program-program prioritas pemerintah, seperti makan bergizi gratis dan koperasi desa Merah Putih.

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Laporkan! Terima Kasih

Tags:

Ikutikami :

Tinggalkan komentar