Informasi yang beredar dari Cerita.co.id menyebutkan Shell Indonesia berencana menutup seluruh SPBU-nya di Indonesia. Meskipun masih berupa rumor, potensi penutupan ini menimbulkan kekhawatiran serius terhadap pasar investasi dan keuangan nasional. Moshe Rizal, Ketua Komite Investasi Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas Nasional (Aspermigas), mengungkapkan keprihatinannya. Ia menilai, kabar tersebut akan memicu sentimen negatif yang signifikan.
Baca Juga
"Nanti dikait-kaitkan loh bisnis migas di Indonesia gimana nih kok bisa lesuh, nah itu yang kita takutkan," ungkap Moshe dalam wawancara baru-baru ini. Ketidakpastian ini, menurutnya, akan menimbulkan pertanyaan besar mengenai kinerja industri migas dalam negeri, baik di mata masyarakat maupun investor asing. Potensi keluarnya investasi asing dari sektor migas Indonesia menjadi kekhawatiran utama. Spekulasi publik akan meningkat, mulai dari pertumbuhan permintaan BBM hingga izin operasional perusahaan migas di Indonesia.
Kondisi ini berpotensi menciptakan ketidakstabilan ekonomi dan menimbulkan pertanyaan mendalam tentang daya tarik investasi di sektor energi Indonesia. Jika kabar penutupan SPBU Shell benar, dampaknya akan meluas dan berpotensi mengganggu perekonomian nasional. Pemerintah dan pihak terkait perlu segera memberikan klarifikasi untuk meredam keresahan dan menjaga kepercayaan investor. Kejelasan informasi menjadi kunci untuk mencegah dampak negatif yang lebih besar terhadap iklim investasi di Indonesia. Kepercayaan investor merupakan aset berharga yang harus dijaga agar perekonomian nasional tetap stabil dan berkelanjutan.
Tinggalkan komentar