Berdasarkan laporan Cerita.co.id, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mengungkapkan pergeseran signifikan dalam perilaku konsumen Tanah Air. Kini, harga menjadi raja. Mayoritas masyarakat Indonesia lebih memprioritaskan harga murah ketimbang merek produk saat berbelanja. Fenomena ini menjadi tantangan serius bagi para pelaku bisnis ritel.
Baca Juga
Ketua Umum Aprindo, Solihin, menjelaskan hasil kajian lapangan mereka menunjukkan tren yang jelas: konsumen aktif membandingkan harga dan memilih produk termurah, tanpa mempertimbangkan merek. "Mereka mencari pembanding sekarang. Sudah tidak lagi melihat merek," tegas Solihin. Hal ini memaksa para pebisnis ritel untuk beradaptasi dengan cepat.
Kondisi ekonomi yang dinamis menjadi faktor pendorong utama perubahan perilaku konsumen ini. Dengan daya beli yang terbatas, masyarakat lebih rasional dalam pengeluaran, mengutamakan kebutuhan dasar dengan harga terjangkau. Kehadiran platform belanja daring juga mempermudah perbandingan harga antar produk dan ritel.
Situasi ini menciptakan persaingan yang ketat di industri ritel. Para pelaku usaha dituntut untuk lebih inovatif dalam strategi penjualan dan manajemen produk agar tetap menarik konsumen. Kehilangan pelanggan berarti kehilangan pendapatan, karena konsumen kini mudah berpindah ke ritel lain atau beralih ke platform online jika merasa tidak mendapatkan penawaran terbaik.
Aprindo menyadari perlunya inovasi untuk menghadapi tantangan ini. Mereka mendorong para anggotanya untuk terus melakukan riset pasar dan analisis mendalam guna memahami kebutuhan konsumen yang terus berubah. Keberlangsungan bisnis ritel di Indonesia kini sangat bergantung pada kemampuan mereka untuk beradaptasi dan memberikan nilai terbaik bagi konsumen, terutama dalam hal harga.
Tinggalkan komentar