Cerita.co.id – Rencana pembentukan Badan Penerimaan Negara (BPN) oleh Presiden dan Wakil Presiden Terpilih, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, menjadi sorotan. Program ini diharapkan dapat meningkatkan tax ratio pajak dan mendukung program prioritas lainnya.
Direktur Program Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Eisha Maghfiruha Rachbini, menilai pembentukan BPN sebagai langkah positif. "BPN merupakan bagian dari janji politik yang lebih baik direalisasikan," ujar Eisha.
Rendahnya tax ratio Indonesia menjadi pendorong utama pembentukan BPN. Dengan organisasi baru yang lebih terstruktur, diharapkan penerimaan negara dapat meningkat, sehingga tax ratio dapat mencapai angka yang lebih tinggi dan tax compliance juga meningkat.
"Program-program yang akan dijalankan oleh presiden terpilih membutuhkan biaya yang besar, sehingga penerimaan negara harus meningkat dengan mengoptimalkan penerimaan pajak," tambah Eisha.
Namun, Eisha juga mengingatkan pentingnya memperhatikan efektivitas pemisahan fungsi dan tugas Kementerian Keuangan. "Pemisahan ini pasti akan menimbulkan biaya, seperti anggaran operasional lembaga, karena yang tadinya satu lembaga menjadi dua lembaga berbeda," jelasnya.
Pembentukan BPN menjadi salah satu fokus utama pemerintahan Prabowo-Gibran. Keberhasilan program ini akan menentukan kelancaran program prioritas lainnya yang membutuhkan pendanaan besar.
Tinggalkan komentar