Cerita.co.id, Jakarta – Direktur Utama PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), Achmad Ardianto, menyampaikan keluh kesahnya di hadapan Komisi VI DPR RI terkait kendala yang menghambat kinerja perusahaan di semester pertama tahun 2025. Ardianto mengungkapkan bahwa produksi sejumlah komoditas utama seperti feronikel, bijih bauksit, dan emas mengalami hambatan serius akibat masalah regulasi yang berbelit-belit. Akibatnya, penjualan produk menjadi tersendat dan stok menumpuk di gudang.
Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang digelar pada Senin (29/9/2025), Ardianto menjelaskan bahwa tantangan utama yang dihadapi Antam adalah pembatasan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB). Menurutnya, pembatasan RKAB ini membatasi ruang gerak perusahaan untuk melakukan penambangan sesuai dengan potensi yang dimiliki. "Tantangan utamanya sebenarnya adalah adanya RKAB yang memang dibatasi sehingga kami hanya bisa menambang sesuai RKAB," ujarnya.

Selain masalah RKAB, isu Harga Patokan Mineral (HPM) juga menjadi perhatian serius bagi Antam. Ardianto menjelaskan bahwa penetapan HPM yang kurang fleksibel membuat perseroan harus berhati-hati dalam melakukan penjualan. Hal ini berdampak pada kemampuan perusahaan untuk bersaing di pasar global dan memaksimalkan pendapatan. Kondisi ini tentu menjadi perhatian serius bagi para pemangku kepentingan, mengingat Antam merupakan salah satu perusahaan tambang BUMN yang memiliki peran penting dalam perekonomian nasional. Diharapkan, pemerintah dapat segera mengambil langkah-langkah strategis untuk mengatasi kendala regulasi yang menghambat kinerja Antam, sehingga perusahaan dapat kembali beroperasi secara optimal dan memberikan kontribusi yang maksimal bagi negara.

Related Post
Tinggalkan komentar