Cerita.co.id – Rencana pemerintah untuk membuat kebijakan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) terus menjadi sorotan. Mantan Menko Perekonomian periode 2019-2024, Airlangga Hartarto, menyatakan bahwa penyaluran BBM bersubsidi akan dimulai pada 1 September 2024. Namun, ia menegaskan bahwa ini bukan pembatasan.
Pertanyaan besarnya adalah: untuk apa kebijakan subsidi BBM ini?
Pemerintah berencana untuk menggunakan hasil penghematan dari subsidi BBM untuk membangun infrastruktur transportasi publik yang lebih nyaman, aman, dan terjangkau. Harapannya, hal ini akan mendorong masyarakat untuk beralih dari kendaraan pribadi ke angkutan umum, sehingga kemacetan dan kekacauan lalu lintas dapat dikurangi.
Langkah ini bukanlah hal baru. Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) telah melakukan simulasi untuk membatasi BBM bersubsidi, khususnya Pertalite (RON 90). Simulasi ini mencakup berbagai skenario, seperti pembatasan pembelian untuk kendaraan dengan plat kuning, mobil berkapasitas 1.400 CC, hingga motor berkapasitas 150 CC.
Simulasi ini bertujuan untuk menghitung potensi penghematan yang dapat diperoleh negara dari pembatasan BBM bersubsidi.
Dengan kata lain, pemerintah ingin menggunakan dana yang dihemat dari subsidi BBM untuk membangun sistem transportasi publik yang lebih baik dan mendorong masyarakat untuk beralih ke transportasi umum. Apakah kebijakan ini akan berhasil? Hanya waktu yang akan menjawabnya.
Tinggalkan komentar