Sumber Cerita.co.id menyebutkan bahwa mobil listrik dan hybrid tengah naik daun karena dianggap irit dan ramah lingkungan. Meski sama-sama pakai baterai dan motor listrik, kenyataannya keduanya punya perbedaan signifikan. Berikut ulasannya!
Baca Juga
Pertama, soal pengisian daya. Mobil listrik murni sepenuhnya bergantung pada listrik. Habis baterai? Harus isi ulang di SPKLU. Tanpa isi ulang, mobil listrik tak bisa jalan. Berbeda dengan mobil hybrid. Baterainya terisi otomatis lewat mesin bensin dan sistem pengereman regeneratif saat mobil digunakan. Tak perlu repot ke SPKLU.
Kedua, cara kerjanya. Mobil listrik langsung menyalurkan daya baterai ke motor listrik untuk bergerak. Sementara mobil hybrid menggabungkan tenaga bensin dan listrik. Motor listriknya mendapat daya dari energi pengereman atau mesin bensin yang mengisi ulang baterai.
Ketiga, usia baterai. Baik mobil listrik maupun hybrid, baterai rata-rata bertahan 10 tahun. Namun, usia pakai bisa lebih pendek atau panjang tergantung pemakaian dan perawatan. Mobil yang sering dipakai cenderung lebih cepat penurunan performanya.
Terakhir, biaya penggantian baterai. Ini yang bikin beda signifikan. Baterai mobil listrik jauh lebih mahal. Contohnya, baterai Hyundai Ioniq 5 tipe standar sekitar Rp 300 juta, sedangkan tipe long range mencapai Rp 400 juta. Bandingkan dengan baterai Innova Zenix Hybrid yang hanya sekitar Rp 40 juta.
Jadi, mana yang cocok? Ingin ramah lingkungan tanpa ketergantungan bensin? Mobil listrik pilihannya. Tapi, kalau mau fleksibilitas dan biaya perawatan baterai lebih terjangkau, hybrid jawabannya.
Tinggalkan komentar