Indonesia Bakal Jadi Raja Mobil Listrik Dunia!

Indonesia Bakal Jadi Raja Mobil Listrik Dunia

Cerita.co.id – Indonesia berambisi menjadi produsen mobil listrik terbesar di dunia pada tahun 2027. Presiden Joko Widodo (Jokowi) optimistis target ini tercapai karena Indonesia tengah gencar membangun ekosistem kendaraan listrik, mulai dari pabrik baterai hingga kendaraan listrik itu sendiri.

Collab Media Network banner content

Salah satu proyek strategis yang menjadi tulang punggung ambisi ini adalah pembangunan Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF) dan High Pressure Acid Leach (HPAL) oleh PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam. Perusahaan ini tidak hanya fokus pada sektor hulu, tetapi juga memperluas bisnisnya ke sektor hilir untuk mendukung transisi energi global yang berkelanjutan.

Indonesia Bakal Jadi Raja Mobil Listrik Dunia

Corporate Secretary Antam, Syarief Faisal Alkadrie, menegaskan bahwa perusahaan bersama mitra strategisnya berkomitmen untuk mempercepat penyelesaian proyek-proyek penting yang mendukung ekosistem baterai ini. Targetnya, berbagai milestone penting akan tercapai pada tahun 2024, termasuk penyiapan lahan untuk pembangunan RKEF dan HPAL, penyelesaian studi kelayakan, serta pengurusan izin-izin terkait.

"Langkah Antam dalam pengembangan ekosistem EV Battery dan hilirisasi nikel mencerminkan peran penting perusahaan dalam mendukung transisi energi global serta memaksimalkan potensi sumber daya mineral Indonesia untuk pasar kendaraan listrik dunia," ujar Syarief.

Salah satu proyek strategis Antam yang kini tengah berjalan adalah proyek hilirisasi nikel di Buli, Halmahera Timur. Proyek ini melibatkan konsorsium internasional CBL (CATL, Brunp, Lygend) dan mencakup pembangunan berbagai fasilitas, seperti tambang bijih nikel, pabrik RKEF, pabrik HPAL, serta pabrik material dan daur ulang baterai.

Hingga Juni 2024, proyek RKEF berada pada tahap persiapan pre-EPC (Engineering, Procurement, and Construction) dan Pre-Project Financing, sementara proyek HPAL sedang dalam proses pembentukan perusahaan patungan (joint venture). Pabrik RKEF diharapkan mulai beroperasi pada tahun 2027, sementara HPAL ditargetkan beroperasi setahun kemudian, pada tahun 2028.

Untuk mewujudkan proyek-proyek besar ini, Antam membutuhkan investasi signifikan. Proyek RKEF diperkirakan membutuhkan dana sekitar USD400 juta hingga USD500 juta, dengan belanja modal sebesar USD8.000 hingga USD9.000 per ton nikel. Proyek HPAL, di sisi lain, memerlukan investasi sebesar USD250 juta hingga USD300 juta, dengan belanja modal per ton mencapai USD24.000 hingga USD30.000.

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Laporkan! Terima Kasih

Tags:

Ikuti kami :

Tinggalkan komentar