Cerita.co.id – Ukraina mengambil langkah tegas dengan melarang penggunaan aplikasi perpesanan Telegram pada perangkat resmi yang digunakan oleh pejabat pemerintah, militer, dan pekerja penting. Keputusan ini diambil karena kekhawatiran bahwa Rusia dapat memata-matai pesan dan pengguna melalui platform tersebut.
Baca Juga
Badan Keamanan Tinggi Ukraina menyatakan bahwa layanan khusus Rusia memiliki kemampuan untuk mengakses pesan Telegram, termasuk yang telah dihapus, serta data pribadi pengguna. Kepala Badan Intelijen militer GUR Ukraina, Kyrylo Budanov, telah memberikan bukti kepada Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional yang mendukung klaim tersebut.
Meskipun pembatasan hanya berlaku untuk perangkat resmi, bukan telepon pribadi, langkah ini menimbulkan pertanyaan tentang keamanan Telegram di tengah konflik yang sedang berlangsung. Telegram telah menjadi sumber informasi penting bagi warga Ukraina dan Rusia sejak invasi Rusia pada Februari 2022.
Telegram, yang didirikan oleh Pavel Durov, telah menjadi platform yang kontroversial. Durov sendiri meninggalkan Rusia pada 2014 setelah menolak untuk menutup komunitas oposisi di platform media sosialnya VKontakte.
Langkah Ukraina ini menunjukkan betapa pentingnya keamanan informasi dalam konflik modern.
Tinggalkan komentar