Perempuan Iran Bakar Diri Sebagai Aksi Protes
Share0
Khodayari Meninggal Dengan Luka Bakar 90%
Telah viral sebuah kejadian dimana seorang wanita asal Iran yang dikenal dengan nama Sahar Khodayari melakukan sebuah aksi yang sangat ekstrim. Dikarenakan rasa tidak terima atas larangan menonton sepak bola kepada kaum wanita, dirinya melancarkan aksi bakar diri.
Sejak tahun 1979 Revolusi Islam di Iran, perempuan telah dilarang menonton sepak bola. Para bintang internasional serta klub FIFApun menyerukan agar larangan tersebut untuk dicabut.
Dilaporkan pada Media Teheran jika Khodayari yang melakukan aksi bakar diri ini telah meninggal dunia di rumah sakit pada beberapa hari yang lalu. Dari informasi yang didapatan Khodayari telah meninggal dikarenakan luka bakar yang dialaminya telah mencapai 90%.
Kematian Khodayari Tidak Diberitakan Media Pemerintah Iran
Sebelum meninggal dunia, Khodayari melakukan aksi ekstrimnya ini di depan gedung pengadilan dimana dirinya menghadapi tuduhan untuk mencoba masuk kedalam daerah stadion sepak bola. Dirinya mengenakan rambut palsu serta jaket untuk dapat menyaksikan pertandingan sepak bola dari tim kesayangannya.
Kematian dari Khodayari sendiri tidak di beritakan oleh media pemerintahan Iran, akan tetapi FIFA menyatakan bahwa organisasi sepak bola ini mengetahui adanya tragedi tersebut dan sangat menyayangkan hal ini.
Ucapan Belasungkawa Dari Bintang Dan Klub Sepak Bola Ternama
Beberapa bintang klub ternama juga menyarankan bagi penonton sepak bola Iran untuk memboikot dan tidak menghadiri pertandingan sepak bola untuk memperingati dimana Khodayari meninggal dunia.
Beberapa bintang dunia yang ikut turut berkomentar adalah Ali Karimi yang bermain pada klub Bayern Munchen, Paul Pogba dari Manchester United, serta Magda Eriksson dari Swedia.
Belasungkawa juga disampaikan oleh akun official dari AS Roma Inggris, dimana mereka menggunakan warna kuning biru pada logo kebanggaannya untuk menghormatinya. Akun official AS Roma ini mengatakan jika “AS Roma biasanya mengenakan warna kuning – merah, akan tetapi pada saat ini hati kami berdarah biru untuk Sahar Khodayari.
Permainan yang baik seharusnya menyatukan kita, bukan memisahkan kita, dan hal tersebut yang membuat kami sedih. Sekarang saatnya semua perempuan di Iran dapat menyaksikan pertandingan sepak bola. RIP #Bluegirl”, tulisnya.