Cerita.co.id – Harga emas melonjak ke level tertinggi sepanjang masa, mencapai US$2.556,86 per ounce pada Kamis (12/9). Kenaikan ini didorong oleh ekspektasi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve (Fed) minggu depan, setelah data ekonomi AS menunjukkan perlambatan.
Baca Juga
Data terbaru menunjukkan klaim awal untuk tunjangan pengangguran di Amerika Serikat meningkat, sementara harga produsen naik lebih tinggi dari yang diperkirakan. Hal ini mengindikasikan bahwa inflasi memang mereda, tetapi pasar tenaga kerja masih goyah.
"Kita sedang menuju ke tingkat suku bunga yang lebih rendah, sehingga emas menjadi jauh lebih menarik," kata Alex Ebkarian, Chief Operating Officer di Allegiance Gold, seperti dikutip CNBC.
Indikator CME Fedwatch menunjukkan pasar memperkirakan peluang 87% untuk penurunan suku bunga AS sebesar 25 basis poin pada pertemuan Fed 17-18 September mendatang.
Emas, yang memiliki imbal hasil nol, cenderung menjadi investasi yang lebih disukai di tengah suku bunga yang lebih rendah.
"Jika pasar tenaga kerja memburuk, perjalanan yang akan mereka lakukan dalam menurunkan suku bunga akan berlangsung lama," kata Phillip Streible, Kepala Strategi Pasar di Blue Line Futures.
Selain emas, harga paladium juga ikut melonjak 2,7% menjadi US$1.035,69 per ounce, mencapai level tertinggi sejak lebih dari dua bulan. Kenaikan ini didorong oleh pernyataan Presiden Rusia Vladimir Putin yang menyebutkan kemungkinan pembatasan ekspor uranium, titanium, dan nikel sebagai balasan terhadap Barat.
Meskipun Putin tidak menyebutkan paladium, logam ini merupakan produk sampingan dari produksi nikel Rusia. Pembatasan ekspor dapat menurunkan produksi kedua logam tersebut dan memperdalam defisit pasar paladium.
Harga perak spot naik 2,3% menjadi US$29,35 per ounce dan platinum naik 1,8% menjadi US$968,48 per ounce.
Tinggalkan komentar