Cerita.co.id – Gerakan dedolarisasi terus digaungkan, namun dolar AS tetap kokoh sebagai mata uang dunia. Mengapa?
Baca Juga
Indonesia, melalui Bank Indonesia (BI), telah berupaya mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS dengan menggenjot penggunaan mata uang lokal dalam transaksi internasional. Namun, nyatanya dolar AS masih menjadi alat tukar terkuat dalam perdagangan global.
Lantas, apa alasan di balik dominasi dolar AS? Jawabannya terletak pada sejarah.
Dolar AS pertama kali dicetak pada tahun 1914, setahun setelah Federal Reserve (The Fed) didirikan sebagai bank sentral Amerika Serikat. Federal Reserve, yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Federal Reserve tahun 1913, mengeluarkan mata uang dengan pecahan USD10 bergambar Andrew Jackson.
Tiga dekade kemudian, dolar AS resmi menjadi mata uang dunia. Hal ini terjadi pada tahun 1944 berdasarkan perjanjian Bretton Woods. Dalam perjanjian ini, negara-negara di dunia sepakat untuk mematok nilai tukar mata uang mereka dengan dolar AS.
Sebelum Bretton Woods, emas menjadi simpanan negara dan negara-negara berjanji menebus mata uang mereka dengan emas. Amerika Serikat saat itu menjadi negara pemegang cadangan emas terbesar.
Pertemuan di Bretton Woods, New Hampshire, kemudian menghasilkan kesepakatan untuk mematok nilai tukar semua mata uang terhadap dolar AS. Hal ini membuat mata uang negara-negara lain mendapat kekuatan dari dolar AS.
Sejak saat itu, dolar AS terus menjadi mata uang dominan dalam perdagangan internasional, meskipun gerakan dedolarisasi terus bermunculan.
Tinggalkan komentar