Cerita.co.id – Kabar panas datang dari Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia. Perebutan kursi Ketua Umum Kadin antara Arsjad Rasjid dan Anindya Bakrie menimbulkan kekisruhan yang berpotensi mengganggu iklim investasi di Tanah Air.
Baca Juga
Abra Tallatov, peneliti dari Institute for Develeopment of Economics and Finance (Indef), menyatakan keprihatinannya atas situasi ini. Ia menilai Kadin seharusnya menjadi wadah profesional dan netral, bebas dari campur tangan politik praktis.
"Munaslub Kadin akan menjadi sorotan investor, baik dalam maupun luar negeri. Mereka akan melihat bahwa dalam konteks bisnis pun masih ada intervensi politik," ujar Abra dalam Media Briefing bertema "Electrifying The Future: Strategi Hijau untuk Akselerasi Net Zero Emission" di The Relief Sarinah, Jakarta, Selasa (17/9/2024).
Abra menambahkan, dunia usaha merupakan penopang utama ekonomi. Intervensi politik di Kadin berpotensi mengacaukan iklim investasi dan mengganggu upaya pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Pemerintah punya kepentingan besar untuk menarik investasi. Investasi bisa meningkatkan penerimaan pajak dan membuka lapangan kerja. Kekisruhan di Kadin menjadi anomali di tengah upaya pemerintah ini," tegas Abra.
Kekisruhan ini juga menimbulkan kekhawatiran mengenai perencanaan Upah Minimum Regional (UMR) tahun depan. Kadin merupakan salah satu pihak yang berperan dalam menentukan UMR dari sisi dunia usaha.
"Kekisruhan ini bisa merugikan masyarakat, khususnya pekerja. Bagaimana kepastian mereka untuk mendapatkan peningkatan kesejahteraan melalui UMR tahun depan? Jangan sampai kekisruhan ini mengganggu pembahasan UMR 2025," pungkas Abra.
Tinggalkan komentar