Cerita.co.id – Mantan Gubernur Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, membeberkan alasan di balik digitalisasi layanan publik saat memimpin Ibukota. Dalam acara CIMB Niaga WEALTHXPO sesi Next-Gen di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Kamis (26/9/2024), Ahok terang-terangan mengungkapkan bahwa digitalisasi adalah kunci untuk menghindari penipuan dan manipulasi.
Baca Juga
"Jujur aja sih, saya mau semua layanan digital biar nggak gampang dibohongin," tegas Ahok. Ia mencontohkan pengalamannya saat menjabat Gubernur DKI Jakarta. Seringkali, Ahok menemukan surat atau izin yang belum diproses. Ketika ditanya alasannya, office boy selalu dijadikan kambing hitam dengan alasan surat tersebut "keselep" atau hilang. Padahal, kesalahan sebenarnya terletak pada atasannya.
"Nah, kalau semua digital, saya bisa melakukan audit forensik. Saya bisa tahu persis surat itu sampai di mana, sampai di mana. Sayangnya, waktu itu belum sempat bikin sistemnya, karena saya dikirim kuliah di Mako Brimob. Tapi, semua sistem itu saya bikin di Pertamina," jelas Ahok.
Ahok juga menekankan bahwa digitalisasi bukan hanya soal menghindari penipuan, tetapi juga soal efisiensi dan kemudahan pelayanan bagi warga. Ia mencontohkan program e-budgeting dan e-katalog yang diterapkannya. Dengan sistem ini, laporan kerusakan jalan dapat langsung diproses dalam waktu dua hari, sehingga perbaikan dapat dilakukan dengan cepat.
"Dulu kan kalau ada jalan rusak, baru dikerjain setelah banyak korban jiwa. Sistem anggarannya rumit. Tapi dengan e-budgeting dan e-katalog, prosesnya jadi lebih cepat dan efisien," ungkap Ahok.
Ahok meyakini bahwa digitalisasi adalah kunci untuk menciptakan pemerintahan yang transparan, efisien, dan berorientasi pada kebutuhan masyarakat.
Tinggalkan komentar